:: Dakwah & Tabligh : Ento’ Piro dan Ente’ Piro ?*

Ikutilah orang yang tidak minta upah kepadamu, mereka adalah orang yang mendapat hidayah” (QS Yasin 21).

Sejarah perjalanan dakwah Rasulullah SAW (juga para rasul yang lain) dan para sahabat RA adalah sejarah pengorbanan harta dan jiwa.

Sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, kehidupan Rasulullah SAW beserta keluarganya tergolong sangat mapan di kota Mekkah. Istri beliau, Khadijah RA, adalah seorang pengusaha besar yang bisnis ekspor impornya sangat maju. Keluarga ini termasuk golongan the have di kota Mekkah.

Tetapi begitu diangkat menjadi Nabi dan Rasul, kehidupan beliau berbalik 180 derajat. Kini, seluruh kehidupan beliau digunakan untuk mendakwahkan agama, termasuk seluruh harta yang dimiliki keluarga mulia ini, digunakan semua untuk keperluan itu.

Abu Bakar, salah seorang sahabat yang pertama masuk Islam, juga termasuk pengusaha besar di Mekkah yang mempunyai 8 toko besar yang sangat maju pada masanya. Setali tiga uang dengan junjungannya yang mulia, harta Abu Bakar juga habis untuk kepentingan agama.

Di Mekkah, Nabi bersama sahabat-sahabat beliau juga mengalami masa-masa kehidupan yang sangat sulit. Seluruh sepak terjang mereka selalu mendapat halangan dan rintangan. Kehidupan sosial dan ekonominya diisolasi, bahkan tak jarang juga mendapat intimidasi fisik yang tak berperikemanusiaan.

Awal-awal kehidupan di Madinah juga merupakan masa yang sangat berat dan sulit. Penduduk Madinah yang ekonominya biasa-biasa saja harus berbagi tanah garapan yang tak terlalu luas, rumah yang kecil dan bahkan berbagi istri dengan para pendatang dari Mekkah yang tidak punya pertalian darah dan tidak membawa perbekalan sama sekali.

Suatu saat, ketika mereka tengah bergembira menyambut datangnya musim panen kurma yang sudah lama ditunggu-tunggu, tiba-tiba datang perintah dari Allah SWT untuk meninggalkan kebun yang siap dipanen tersebut dan pergi berjuang ke medan perang di Tabuk.

Ujian-ujian yang mereka lalui menjadikan mereka tertempa dan terlatih untuk menghadapi masa-masa sulit dalam medan perjuangan dan mereka berhasil melaluinya dengan sangat baik.

Maka hasilnya adalah metamorfosis dari sebuah kota kecil yang dulu bernama Yatsrib, yang penuh dengan aroma permusuhan dan persaingan antar suku, menjadi sebuah kota yang memancarkan cahaya kebenaran ke seluruh alam, Madinah Almunawwarah.

***

Seorang ustadz, yang dulu sering diundang untuk memberikan ceramah dan pengajian ke berbagai tempat dan kini aktif dalam dunia dakwah dan tabligh, suatu saat pernah bercerita bahwa dulu setiap kali pulang dari memberikan ceramah atau pengajian, istrinya selalu bertanya, “Pak, ento’ piro ?” (Pak, dapat berapa?). Sekarang, setiap kali pulang dari berdakwah istrinya akan bertanya,”Pak ente’ piro ?” (Pak, habis berapa?).

Si ustadz tadi, saat ini sedang belajar menghabiskan hari-harinya dengan menapaktilasi apa yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW, berdakwah bukan mengharapkan upah manusia tetapi mengharapkan ridlo dari Allah SWT semata.

Dia beserta rombongan pergi dari satu pintu ke pintu lain, dari satu kampung ke kampung lain, bahkan dari satu negara ke negara yang lain. Pengalamannya berkeliling dari satu tempat ke tempat lain sangat berwarna, kadang disambut baik, kadang dicacimaki, kadang dicurigai, bahkan terkadang juga diusir-usir. Semuanya diterima dengan lapang dada, penuh kesabaran dan kesyukuran.

Dengan cara seperti ini, dia sedang belajar yakin bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan kehidupannya, Allah SWT akan memperbaiki, menjaga dan memelihara diri dan keluarganya serta Allah SWT akan selalu mencurahkan kasih sayang dan hidayah-Nya. Wallahu a’lam

*ilham dari buku “Melepas Kedok Jamaah Tabligh” (Abu Muhammad Fahim, 2007)

7 Responses so far »

  1. 1

    must_zae said,

    Rosulullah telah memberikan contoh terbaik kepada umatnya dalam hal berdakwah…ada syarat-syarat yang harus dimiliki seorang penceramah, salah satunya yaitu “BERILMU”…mungkin syarat itulah yang masih banyak belum dipenuhi oleh sebagian penceramah…Jangan hanya bermodal semangat, tapi modalilah dengan “ILMU”…semoga kita diberi kemudahan oleh ALLah dalam mempelajari Agama islam ini secara Kaffah…AMiin…http://meza86.blogspot.com

    >> must_zae
    Jazakallah atas kunjungannya. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang yang masih mau terus menimba ilmu. Tetapi juga tidak meninggalkan perintah Rasulullah SAW, “Sampaikan dariku walau satu ayat..”
    Menurut pandangan saya, dakwah juga tidak identik dengan ceramah, setiap kita bisa berdakwah dengan apa yang ada pada diri kita, walaupun hanya satu ayat atau mungkin kurang dari itu

  2. 2

    yusuf said,

    kebodohan umat sekarng,dia menjelek2kan orang lain,tetapi dia tidak tidak mau mengoreksi dirinya. Gajah dipelupuk mata tak tampak semut diseberang sungai tampak…..

    >> yusuf :
    Semoga kita terhindar dari penyakit tersebut, mudah-mudahan kita tetap istiqamah dalam usaha dakwah untuk ishlah diri kita dan umat seluruh alam

  3. 3

    yoga w pramono said,

    Orang yang celaka adalah orang yang katanya berilmu tapi tidak mau mengamalkan ilmu tsb, krn hanya akan menjadi pertanyaan di hisab kelak waallahu alam

    >> yoga w pramono
    Mudah2an kita dihindarkan dari penyakit tersebut. Amien

  4. 4

    Orang yang berilmu adalah orang yang beramal. Semoga kita semua memiliki sifat ilmu ma’adzdzikir. Keilmuan tidak untuk disombongkan, tapi untuk dapat diamalkan dan didakwahkan ke seluruh umat walaupun 1 ayat. Zaman ini mungkin sudah banyak orang “berilmu” tapi tidak “beramal”, para Sahabat Rasulullah saw hari itu masuk islam hari itu amal dan hari itu dakwah. Bahkan banyak pula yang hari itu pula mati syahid.
    Semoga kita dijauhkan dari sifat sombong dan dikekalkan dalam usaha dakwah wa tabligh hingga anak cucu keturunan kita.

    ::> Fajar Harguna
    Amiin, amiin, amiin taqabbal duaana ya Allah

  5. 5

    Tauhid Arif said,

    Semoga kita dipilh-Nya dalam usaha ini

    ::> Tauhid Arif
    Amiin taqabbal duaana ya Allah

  6. 6

    nanang said,

    Setelah membaca perjuangan Nabi dalam menyebarkan islam.
    Bagaimana ulama ulama sekarang yang dirinya merasa berilmu, difodium wirid atau ceramah agama dengan percaya diri yang full, mereka turun ke rumah rumah jemaahnya, Tidak lagi menunggu jemaah di mesjid sambil menerima amplop.

    Apa yang akan terjadi ? Kuatkah mereka ? Apa yang mereka terima ?

    Mudah mudahan apa yang dicontohkan Nabi, tidak membuat kita merasa ujub dengan kondisi sekarang.

  7. 7

    Riyadi Shafa said,

    Allahuakbar……Lailahaillallah….


Comment RSS · TrackBack URI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: